Dampak Sampah Plastik yang Perlu Kita Waspadai



Polusi plastik telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang paling utama, hal tersebut dikarenakan produksi plastik sekali pakai yang masih meningkat pesat. Masalah sampah plastik paling terlihat di negara berkembang seperti Asia dan Afrika, di mana sistem pengumpulan sampah seringkali tidak efisien atau bahkan tidak ada. Akan tetapi untuk negara maju dengan tingkat daur ulang rendah juga mengalami kesulitan mengumpulkan plastik bekas dengan benar [1].

Fakta yang paling mengejutkan adalah bahwa produksi plastik sekali pakai meningkat secara eksponensial, dari 2,3 juta ton pada tahun 1950 menjadi 448 juta ton pada tahun 2015 dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2050. Setiap tahunnya, sekitar 8 juta ton sampah plastik keluar ke lautan dari negara-negara pesisir. Itu setara dengan memasang lima kantong sampah penuh di sepanjang garis pantai di seluruh dunia dan bahan dari pembuatan plastik tersebut baru dapat terurai sekitar 400 tahun lamanya [1]. 

Dampak sampah plastik dapat meliputi banyak aspek dari lingkungan laut, kesehatan, keamanan kualitas pangan, pariwisata pesisir dan terhadap perubahan iklim.

Dampak terhadap lingkungan laut

Banyak sekali kasus ditemukannya hewan laut yang mati akibat menelan sampah plastik yang tersebar di laut. Burung laut, paus ikan dan penyu sering sekali mengira bahwa sampah plastik adalah makanan mereka [2].

Dampak pada makanan dan kesehatan

Bahan beracun yang menempel di permukaan bahan plastik yang nantinya akan termakan oleh hewan-hewan laut akan memasuki sistem pencernaan mereka dan lama kelamaan menumpuk di jaring makanan. Nantinya manusia akan mengonsumsi hewan laut tersebut juga akan terkena dampak dari bahan beracun tersebut [2].

Dampak pada perubahan iklim

Plastik yang merupakan produk minyak bumi juga berkontribusi terhadap pemanasan global. Apa lagi masih banyaknya masyarakat yang memilih membakar sampah untuk melenyapkan sampah, padahal ketika sampah tersebut dibakar asapnya akan melepaskan karbon dioksida ke atmosfer sehingga meningkatkan emisi karbon [2].

Dampak pada pariwisata

Banyaknya sampah plastik yang tersebar akan pastinya akan merusak nilai estetika dari suatu tempat wisata yang akan menyebabkan penurunan pendapatan terkait pariwisata dan biaya ekonomi utama yang terkait dengan pembersihan dan pemeliharaan [2]. Setelah kita mengetahui dampak-dampak yang akan terjadi apabila kita masih meremehkan sampah plastik sekarang waktunya kita untuk melakukan cara untuk mengurangi sampah plastik seperti:

Mengurangi penggunaan plastik dan menggantinya dengan membawa tas berbahan ramah lingkungan atau kain ketika berbelanja [3]. Mengolah sampah plastik menjadi barang berguna juga bisa menjadi Langkah yang tepat. Seperti, merubah sampah botol plastik menjadi pot bunga.

Memilih produk pengemasan yang dapat digunakan kembali juga menjadi solusi bagus dalam pengurangan sampah plastik. Contohnya, kemasan dengan bahan kaca atau aluminium.

Selain cara di atas kita juga bisa ikut bijak berplastik dengan berpartisipasi dalam inovasi yang telah lama dibuat oleh AQUA yang berkolaborasi dengan Grab yaitu, aplikasi pengumpulan kemasan bekas. Dengan aplikasi ini masyarakat bisa lebih mudah untuk mendaur ulang sampah mereka. Masyarakat bisa memanfaatkan fitur GrabExpressRecycle di aplikasi Grab untuk mengirimkan botol dan gelas plastik bekas ke beberapa bank sampah yang telah tersedia [4].

Ayo kita mulai bijak dalam berplastik agar lingkungan dan kesehatan bumi kita bisa terjaga. Kalau bukan kita yang mulai, siapa lagi bukan?

Source:

https://www.nationalgeographic.com/environment/article/plastic-pollution
https://www.iucn.org/resources/issues-briefs/marine-plastics
https://www.almostzerowaste.com/reduce-plastic-waste/
https://bijakberplastik.aqua.co.id/pilar/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel