Hal-Hal yang Perlu Anda Tahu Sebelum Melakukan Rapid Test


Virus corona memang telah menjadi sorotan banyak pihak karena penyebaran yang sangat cepat. Di Indonesia, virus corona telah bermutasi dan menginfeksi lebih dari 40 ribu jiwa sampai tanggal 20 Juni 2020 ini. Tentu penerapan era new normal memang memiliki pro dan kontra dari banyak kalangan. Kebijakan yang berlaku dengan pelonggaran aturan PSBB wajib Anda perhatikan agar bisa menjaga jarak selama berinteraksi dengan orang di luar ruangan. Jika perlu Anda bisa melakukan covid test mandiri untuk antisipasi risiko penularan COVID-19.

Tindakan pencegahan dengan melakukan rapid test


Rapid test bukan diagnosa untuk mengetahui seseorang terkena virus corona. Hasil rapid test yang reaktif bisa menjadi indikasi seseorang terinfeksi atau tidak dengan melakukan tes lanjutan atau tes swab. Rapid test bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui risiko seseorang terpapar virus corona.

Biasanya tim dokter atau petugas medis akan mengambil sampel darah di ujung jari orang yang akan melakukan prosedur dan meneteskan cairan yang menandai antibodi. Hasil garis akan muncul dalam hitungan waktu yang cukup singkat sekitar 10-15 menit saja. Tentu hasil orang yang melakukan rapid test bisa positif atau negatif.

Hasil positif menunjukkan seseorang pernah terinfeksi COVID-19, namun bisa saja orang yang menunjukkan hasil negatif terinfeksi virus namun tubuh belum membentuk antibodi terhadap serangan virus ini. Petugas medis perlu melakukan covid test berupa rapid test yang diulang dalam kurun waktu 7-10 hari pada orang yang memiliki hasil negatif. Sambil menunggu hasil tes swab yang mungkin dilakukan, orang yang memiliki hasil tes positif atau negatif sebaiknya tetap mematuhi aturan untuk isolasi mandiri selama dua minggu. Jangan lupa untuk makan-makanan bergizi,  menjaga asupan vitamin serta mengkonsumsi air putih yang sangat bermanfaat untuk menjaga kondisi tubuh.

Orang yang harus melakukan rapid test

Mungkin Anda bertanya mengenai orang yang mungkin harus melakukan rapid test. Pemerintah bisa saja memberikan pemeriksaan kesehatan secara massal dengan menggelar rapid test. Namun, keterbatasan alat medis membuat rapid test tidak bisa dilakukan secara serentak atau mengambil lebih banyak sampel. Hanya orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena virus COVID-19 wajib melakukan prosedur rapid test.

Siapa saja yang perlu melakukan rapid test? Ada beberapa orang yang masuk kategori wajib melakukan pemeriksaan rapid test antara lain:

ODP

Orang Dalam Pengawasan merupakan orang-orang yang memiliki riwayat bepergian baik lokal atau ke luar negeri dan mengalami gangguan pernapasan, demam lebih dari 38 derajat celcius, batuk, sesak napas, dan lain-lain.

Orang yang memiliki risiko tertular COVID-19

Kategori orang yang berisiko tinggi merupakan orang yang pernah kontak langsung dengan PDP dan pasien positif COVID-19.

Orang yang bekerja di pusat kesehatan atau memiliki risiko tertular cukup tinggi 

Kategori orang yang masuk golongan ini termasuk tenaga medis di rumah sakit, klinik atau puskesmas dan orang-orang yang memiliki profesi rentan tertular karena interaksi sosial tinggi, misalnya TNI, pejabat publik, tokoh agama, dan lain-lain.

Jika Anda masuk dalam kategori orang yang memiliki risiko, sebaiknya segera melakukan prosedur rapid test di pusat kesehatan atau rujukan yang memberikan pelayanan tes cepat ini. Bisa saja risiko tertular karena aktivitas di luar rumah yang membuat Anda harus bersinggungan dengan orang lain, misalnya belanja di pasar tradisional, supermarket atau urusan di luar rumah yang lain.

Anda bisa melakukan tes covid mandiri dengan datang langsung ke tempat kesehatan yang menawarkan pelayanan tes cepat ini. Prosedur tes yang sesuai aturan dengan penawaran harga yang terjangkau bisa Anda lakukan sekarang juga.

Sebaiknya Anda melakukan covid test terpercaya di Halodoc sekarang juga. Dapatkan informasi terkait dokter spesialis yang menangani tes COVID-19 termasuk prosedur pelayanan kesehatan lanjutan apabila Anda terindikasi hasil reaktif. Segera lakukan tes mandiri untuk memastikan Anda yang memiliki risiko tertular tidak menjadi carrier atau pembawa virus bagi orang-orang sekitar, ya!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel